TeknoFlas.com – Tren Notebook Layar Sentuh di Indonesia Masih Rendah – Tren baru tengah diciptakan oleh Microsoft sejak diperkenalkannya sistem operasi Windows 8 yang mengoptimalisasi layar sentuh di laptop. Tren layer sentuh ini pun mendorong beberapa vendor komputer lainnya untuk memproduksi notebook dengan teknologi touchscreen.
Sayangnya, daya serap dan tren masyarakat Indonesia terhadap perangkat notebook layar sentuh masih terbilang rendah. Hal senada diungkapkan oleh Juliana Cen, Manager of Product Management & Marketing Asus Indonesia.
“Notebook masih didominasi oleh perangkat non-touchscreen. Perbandingan di jajaran produk Asus sekitar 85 persen masih notebook non-touchscreen dan 15 persennya sudah dilengkapi layar sentuh,” ungkap Juliana.
Menurut Victor Herlianto yang juga Consumer Business Lead AMD Indonesia, ada dua faktor utama yang menyebabkan adopsi notebook touchscreen di Indonesia masih lambat. “Affordability (keterjangkauan) perangkat notebook berlayar sentuh di Indonesia masih rendah,” kata Victor.
Persoalan harga memang sering kali menjadi faktor utama untuk memiliki perangkat notebook dengan fitur layar sentuh. Harga notebook berlayar sentuh di pasaran rata-rata dibanderol dengan harga sekitar USD 1.000an atau di atas Rp 10 juta. Tentunya ini adalah angka yang cukup mahal untuk perangkat notebook bagi sebagian masyarakat di tanah air.
Masih menurut Victor, factor kedua adalah masih tergantungnya notebook dengan layar sentuh pada sistem operasi Windows 8 sementara masyarakat banyak yang kurang familiar dengan sistem operasi tersebut.
Namun adanya tuntutan zaman dan kemajuan teknologi informasi bukan hasl mustahil jika suatu hari nanti trend an adopsi teknologi layar sentuh pada notebook di Indonesia akan menggeliat.