Teknoflas.com – Ternyata bukan hanya Agnez Mo yang banjir hujatan netizen gara-gara pakai kostum seksi tulisan arab. Kejadian serupa sempat menimpa penyanyi asal Korea Selatan, Joy, yang merupakan anggota dari girlband Red Velvet. Wanita berparas cantik itu juga ramai cibiran dan kritikan via sosial media.
Meskipun mengalami kejadian serupa akibat mengenakan busana bertuliskan arab, Joy tidak menerima tekanan besar dari masyarakat Korea Selatan karena mayoritas warga beragama non muslim. Sebagian besar cemooh datang langsung dari netizen yang berasal dari luar Korea, pemeluk islam namun tidak mengetahui makna dari tulisan yang tercetak di busana tersebut.
Joy mengenakan kostum seksi bertuliskan arab untuk syuting video klip single miliknya yang berjudul Happiness. Video tersebut rilis sekitar tahun 2014 dan bisa ditonton langsung via YouTube. Ternyata kostum yang dikenakan Joy adalah buatan KTZ, produsen yang juga memproduksi kostum Agnez Mo untuk acara ulang tahun stasiun televisi Indosiar, Senin malam (11/1/2016).
KTZ dengan tegas menyampaikan bahwa tulisan arab yang ada di kostum Agnez Mo tidak mengandung unsur SARA, begitu pula pada kostum Joy Red Velvet. Sayangnya sejumlah masyarakat Indonesia sudah jatuh dalam berita miring, mereka turut menuding Agnez lecehkan umat Islam tanpa mencari tahu terlebih dahulu arti kata dari Al Muttahidah yang tertera di kostum seksi milik sang penyanyi.
Agnez Mo angkat bicara terkait kesalahpahaman ini turut memperoleh dukungan langsung dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Mantan penyanyi cilik itu dengan tegas mengatakan tulisan arab Al Muttahidah tidak mengandung unsur SARA, begitu pula reaksi MUI yang menyebut arti tulisan itu adalah persatuan dan tidak ada kaitan dengan bahasa arab dalam kitab suci Al Quran.
Kasus Agnez Mo memakai kostum seksi tulisan arab ternyata bukan satu-satunya, Joy Red Velvet pernah mengalami hal serupa meski tekanan publik tidak sekuat Indonesia yang dihuni mayoritas muslim. MUI berharap kejadian ini sebagai pembelajaran bagi umat Islam se-tanah air untuk membedakan bahasa arab sehari-hari dengan bahasa Arab yang tertulis dalam Al Quran.