Teknoflas.com – Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat, tengah diramaikan dengan berita penyebaran virus hepatitis di kalangan mahasiswa. Usai dilakukan penyelidikan mendalam, akhirnya terungkap juga penyebab utama penyebaran virus hepatitis yakni minimnya sanitasi dan makanan tak sehat sekitar kampus.
Ketersediaan makanan di dalam dan luar kampus harus diperhatikan dengan seksama oleh pihak kampus dan mahasiswa. Artinya, tak boleh asal mengkonsumsi tanpa memperhatikan kelayakan.
Menurut penuturan Wakil Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB, Muhammad Firdaos, mahasiswa yang berasal dari kalangan ekonomi menengah lebih suka mencari makanan murah meriah tanpa memperhatikan kesehatan dan gizi makanan tersebut. Oleh karena itu, mereka lebih rentan kena penyebaran virus hepatitis.
Firdaos mengatakan, mahasiswa kalangan ekonomi menengah berpikir dua kali jika beli makanan yang ada di kantin. Mereka lebih suka membeli di luar kampus yang dipatok harga murah meriah. Tanpa memperhatikan kelayakan makanan, baik gizi atau kebersihan, turut berpengaruh langsung pada penurunan daya tubuh.
“Mereka lebih suka makanan murah, tanpa perhatikan gizi dan kebersihan,” ungkapnya dilansir teknoflas.com dari laman Vivanews.
Sebagian mahasiswa IPB dari kalangan ekonomi menengah hanya makan dua kali sehari, bahkan ada yang satu kali sehari jika tanggal tua. Menurut Firdaos, IPB saat ini hanya punya satu kantin yang menjual makanan murah dan bersih. Oleh karena itu, perlu adanya penambahan demi kesehatan mahasiswa.
Menurut pengakuan salah seorang alumnus IPB, penyebaran virus hepatitis juga akibat kebersihan asrama kampus yang tidak dijaga baik oleh sebagian penghuni yang terkesan cuek dan jorok. Selain itu, sebagian mahasiswa suka beli makanan di luar karena harga murah dibandingkan kantin kampus.
“Sebagian mahasiswa beranggapan harga makanan di kantin sangat mahal, makanya beli di luar lebih disukai karena murah meriah,” ungkap sang alumnus IPB yang enggan disebutkan namanya.