Teknoflas.com – Keputusan Sinisa Mihajlovic mengusung skema formasi 4-4-2 pada AC Milan mendapat pujian dari sejumlah pihak, terutama fans. Rossoneri pun tampil lebih efektif dalam menyusun serangan dan menyelesaikan peluang menjadi sebuah gol kemenangan. Sayangnya, formasi dua penyerang dan dua gelandang sayap turut berdampak pada penampilan Carlos Bacca.
Sejak tanggal 1 November 2015, Bacca tak lagi cetak gol untuk AC Milan. Ia bahkan tak sanggup menciptakan gerakan berbahaya di pertandingan pekan ke-15 Seri A. Dalam sebuah konferensi pers, pelatih Mihajlovic masih menyebut Bacca sebagai bagian terpenting dalam skema formasi.
Bacca sudah 374 menit tak lagi cetak gol, adapun salah satu penyebabnya yaitu perubahan skema formasi menjadi 4-4-2. Sewaktu masih membela Sevilla, pemain Kolombia itu terbiasa dengan konsep ‘Lone Striker’ alias penyerang tunggal. Bacca sempat tunjukkan sinyal positif saat AC Milan masing mengusung formasi 4-3-1-2 dan 4-3-3. Kini perubahan formasi ke 4-4-2 diklaim telah membatasi pergerakan untuk mencetak gol sebagaimana dilansir teknoflas.com dari TMW.
Dampak perubahan formasi 4-4-2 justru lebih menguntungkan Mbaye Niang yang dalam beberapa pertandingan terakhir semakin rajin membuka ruang dan cetak gol. Kebangkitan penyerang Prancis berusia 20 tahun itu memang menyenangkan Mihajlovic, namun Bacca wajib ‘dilayani’ sebagai pemeran utama karena AC Milan sudah bayar mahal untuk merekrutnya dari Sevilla.
Intinya, Bacca sebenarnya lebih cocok dengan skema formasi penyerang tunggal seperti di Sevilla. Jika ingin memaksimalkan potensi pemain Kolombia itu, maka Mihajlovic wajib mencari solusi yang tepat. Pekan depan AC Milan bakal menghadapi Hellas Verona, tentu makin tak sabar melihat hasil racikan pelatih terhadap Bacca.