Teknoflas.com – Penyebab kerusuhan Aceh Singkil pada Selasa, 13 Oktober 2015, terjadi akibat ketidaksabaran sekelompok masyarakat yang menuntut agar pembangunan gereja dihentikan dan dibongkar karena dinilai melanggar aturan.
Menurut penuturan Kabag Humas Pemkab Aceh Singkil, Kaldum, pertikaian antara umat Islam dan Nasrani sebenarnya diawali perjanjian pada tahun 1979 silam. Kaum Nasrani berjanji hanya membangun satu gereja dan didukung adanya empat undang-undang.Penyebab kerusuhan Aceh Singkil dipicu oleh tuntutan masyarakat yang meminta agar Pemkab menertibkan pembangunan gereja yang dinilai tidak berizin. Meskipun ada desakan kuat, pihak Pemkab justu lambat menanganinya. Saking tidak sabar, masyarakat langsung main turun ke jalan.
Kerusuhan di Aceh Singkil mengakibatkan sebuah gereja dirusak massa lalu dibakar, terjadi bentrokan di di Desa Dangguran, Kecamatan Simpang Kanan.
Sebelum terjadinya peristiwa kelam ini, sebenarnya sekelompok warga sudah memprotes via dialog dan demonstrasi. Menurut pengakuan Bishop Gereja Pakpak, Pendeta Elson Lingga, kelompok masyarakat yang diwakili forum pemuda Islam menggelar acara demonstrasi yang menuntun pemkab meruntuhkan bangunan gereja tak berizin dengan tenggat waktu 9-13 Oktober 2015.
Menurut Elson, sebenarnya tenggat waktu diberi sampai tanggal 19 Oktober 2015 dan difasilitasi Pemkab Aceh Singkil. Namun kelompok masyarakat itu tidak sabaran hingga terjadilah pembakaran gereja dan bentrok berdarah.
Bentrokan tak dapat dihindari karena kelompok masyarakat tetap nekat membongkar gereja pada tanggal 13 Oktober, padahal tenggat waktu yang diberikan 19 Oktober.
“Penyebab kerusuhan Aceh Singkil sebenarnya karena ada batas waktu yang dilanggar, jemaat kami tak bisa memahami situasi sehingga bentrokan sulit dihindari,” ungkap Pendeta Elson Lingga.