Teknoflas.com – Penyebab tawuran antar mahasiswa di Universitas Pancasila hanya karena masalah sepele. Namun pertikaian cekcok mulut yang melibatkan mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Hukum akhirnya pecah jadi baku hantam pada pukul 4 sore WIB.
Insiden panas itu diakui oleh Kapolsek Jagakarsa, Sri Bhayangkari. Tawuran melibatkan antar mahasiswa dari dua fakultas, untungnya tak ada korban jiwa berjatuhan.
“Memang benar, ada insiden tawuran antar fakultas. Saat ini kami tengah mendalami kasus,” ucapnya saat dihubungi wartawan.
Dalam insiden pertikaian tersebut, pihak kepolisian berhasil mengamankan sejumlah mahasiswa yang diduga provokator dan diamankan di Mapolsek Jagakarsa.
“Sekarang kami masih terus menginterogasi mahasiswa dari dua fakultas yang bertikai. Untungnya kejadian ini tidak memakan korban jiwa,” ucap Sri Bhayangkari.
Menurut informasi yang dirangkum Teknoflas.com dari berbagai sumber, penyebab tawuran mahasiswa di Universitas Pancasila hanya karena suara knalpot motor. Berdasar keterangan saksi, kronologi peristiwa diawali dari seorang mahasiswa Fakultas Hukum yang tengah menggeber sepeda motor di sekitar wilayah Fakultas Teknik, suara bising memancing emosi sejumlah mahasiswa.
Para mahasiswa Fakultas Teknik lalu melihat mahasiswa bermotor tersebut dan terjadilah cekcok. Situasi semakin memanas hingga pecah menjadi tawuran berdarah. Mahasiswa dari dua fakultas akhirnya saling serang.
“Penyebab tawuran karena suara bising knalpot sepeda motor, dua mahasiswa akhirnya dibawa ke pos satpam Universitas Pancasila karena tertangkap tangan sedang mabuk,” ungkap seorang saksi yang enggan menyebutkan nama.
Tawuran mahasiswa di Universitas Pancasila terjadi sekitar pukul 4 sore WIB. Kedatangan pihak kepolisian sempat meredakan pertikaian sekitar pukul 7 malam, namun kembali pecah pada pukul 8 malam WIB. Sejumlah mahasiswa berhasil ditangkap dan dibawa ke Mapolsek Jagakarsa, ada yang dalam kondisi mabuk.
Akibat tawuran di Universitas Pancasila, sejumlah fasilitas Fakultas Teknik dan Fakultas Hukum rusak parah. Hingga saat ini masih belum diketahui berapa jumlah kerugian yang harus ditanggung.