Teknoflas.com – Anak memang jarang terkena stroke, namun risiko menjadi ada ketika seorang anak mulai terkena pilek atau influenza. Risiko tersebut berkurang ketika anak sepenuhnya divaksinasi.
Hasil dari sekitar 700 anak di sembilan negara, serangan penyakit misalnya bronkitis, infeksi telinga, atau radang tenggorokan dapat meningkatkan risiko stroke sampai enam kali. Demikian bagaimana para peneliti mengaitkan. Vaksinasi yang dilakukan hanya beberapa kali atau malah tidak sama sekali dapat meningkatkan risiko menjadi tujuh kali lipat. Selain itu, faktor lain yang mungkin adalah adanya penyakit jantung bawaan atau anemia sel sabit.
Vaksin sangatlah penting. Orang tua harus mulai kembali berwaspada dan melakukan tindakan proteksi misalnya cuci tangan dan vaksin, hal tersebut dapat membantu mencegah stroke. Sebagai peringatan, menurut Asosiasi Stroke Amerika, kebih dari 40 persen anak-anak yang menderita stroke akan meninggal karena kondisi tersebut.
Terdapat pengamatan yang dilakukan oleh Fullerton dan rekannya dengan menggunakan catatan medis dan wawancara orang tua dari sekitar 355 anak di usia 18 yang menderita stroke. Kemudian, mereka membandingkannya dengan catatan dan wawancara orang tua dari 344 anak yang tidak mengalami stroke. Hasilnya, setengah dari penderita stroke anak-anak berusia di atas tujuh tahun.
Adanya risiko stroke meningkat untuk jangka waktu satu minggu selama infeksi. Infeksi yang diderita sebelumnya, bahkan dalam rentang satu bulan, tidak terlalu berpengaruh dengan risiko stroke, menurut temuan studi yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology.
Ketika Anda terserang infeksi seperti influensa, sistem kekebalan tubuh akan memberi respon, kemudian menjadi demam, rasa nyeri, dan darah yang membeku lebih mudah, demikian penjelasan dari Fullerton. Ketika stroke datang, bekuan darah dapat menghalangi aliran darah ke otak.
Orang tua sangat disarankan untuk tetap memberikan proteksi bagi anak, terutama menggunakan vaksin.