Teknoflas.com – Kafe dengan tema unik memiliki daya tarik sendiri bagi para penggemarnya. Dari kafe dengan konsep romatisme tanpa atap hingga kafe bergaya vintage. Jika banyak kafe yang sedang bersaing dengan tema yang sangat menarik, tidak dengan kafe satu ini. Kafe milik Ysabella Canoy memiliki prinsip yang antimainstream dalam membangun kafenya.
Kafe tersebut bernama Puzzle, dibuka pada tahun 2014 di Filipina dan mendapat banyak dukungan dari kalangan orang-orang berkebutuhan khusus. Kafe ini memilih konsep sebagai tempat yang ramah pada pengidap autisme. Ysabella Canoy adalah seorang yang memiliki gelar pendidikan untuk orang berkebutuhan khusus. bersama keluarganya, ia mendirikan kafe ini untuk membantu adiknya, Jose. Selain itu ia juga ingin membantu orang lain yang memiliki kebutuhan khusus untuk bekerja di lingkungan yang ramah terhadap mereka. Dengan tujuan untuk menghilangkan stigma serta stereotipe tentang autisme, kafe ini juga diharapkan menjadi tempat yang dapat menerima orang-orang berkebutuhan khusus.
Dari berbagai sumber, kafe ini memiliki 9 pelayan dengan tag bertuliskan ‘I’m A-Ok” yang terjepit di celemeknya. Pelayan-pelayan tersebut juga pengidap autisme.
Ysabellea menjelaskan bahwa mereka ingin pelanggan yang datang ke kafe dapat merasakan pengalaman yang spesifik di tengah-tengah orang yang memiliki kebutuhan khusus. Selain itu, lanjutnya, ia ingin memperlihatkan bahwa orang-orang berkebutuhan khusus dapat melakukan banyak hal dibandingkan stereotipe yang sering dialamatkan pada mereka. Seharusnya, orang-orang berkebutuhan khusus tidak hanya berada di rumah saja, mengikuti terapi.
Pelayan-pelayan yang berkebutuhan khusus ini membantu menyiapkan dan menghidangkan makanan kepada para tamu. Efek dari keramahan tempat tersebut membuat salah seorang pelayan merasakan hidup bermasyarakat dan bekerja. “Saya senang karena saya bisa bekerja,” jelas Ramon Domondon, seorang pelayan yang mengidap autisme.
Atmosfer juga diatur oleh Ysabella agar membantu mereka (orang-orang berkebutuhan khusus) untuk berinteraksi sosial. Dia sadar bahwa hal tersebut sangat penting bagi autisme. Salah satu pengunjung mengatakan bahwa ia sangat senang melihat anaknya tidak hanya berdiam diri namun juga berinteraksi sosial. “Ini sangat mengharukan bagi saya, seorang ibu dengan anak berkebutuhan khusus,” kata Georgina Go, salah satu pengunjung kafe tersebut.