Teknoflas.com – Studi baru menyatakan bahwa pola tidur yang terlalu banyak juga dapat meningkatkan risiko inflamasi, obesitas, sakit kronis, depresi, dan diabetes. Hal tersebut dapat diketahui setelah melakukan riset dengan memeriksa kadar konsentrasi nutrisi mikro, terutama zat tembaga, pada darah orang yang tidur terlalu lama (lebih dari 10 jam). Penelitian tersebut kemudian menyimpulkan bahwa tingginya kadar tembaga pada darah memiliki hubungan dengan durasi tidur seseorang.
Zat tembaga berfungsi untuk membuat melanin, tulang, dan jaringan penghubung. Orang dewasa memiliki kadar tembaga sebanyak 50-80 miligram dalam tubuhnya. Terlalu banyak zat tembaga dapat meracuni organ, membunuh sel-sel liver, dan membahayakan sistem saraf.
Peneliti juga mengatakan bahwa adanya kemungkinan stres dan kondisi penyakit jantung dapat memengaruhi kandungan tembaga dalam tubuh. Faktor tersebut juga menjadi pertimbangan dalam riset.
“Namun demikian, saat faktor penyakit jantung partisipan sudah diperhitungkan, hasilnya tetap tidak berubah. Hubungan antara konsentrasi zat tembaga dan durasi tidur tetap terlihat independen dari penyakit kardiovaskular” ujar Maria Luojus, yang dikutip dari Medical Daily pada Sabtu (19/9/2015).
Sangat diperlukan riset lebih jauh untuk memeriksa hubungan antara tidur terlalu lama, tingkat tembaga, dan inflamasi. Namun, yang menjadi catatan adalah bahwa tidur sangatlah penting bagi kesehatan. Tidak berarti semakin banyak tidur semakin baik.
Remaja seharusnya tidur selama delapan hingga sepuluh jam perhari. Sedangkan orang dewasa tujuh hingga delapan jam. Sementara orang dewasa yang telah berusia sekitar 65 ke atas membutuhkan tidur tujuh hingga delapan jam sehari. Rentang waktu tersebut merupakan pendapat dari National Sleep Foundation.