Teknoflas.com – Ada beberapa ‘makam keramat’ di Kampung Pulo, salah satunya milik Habib Muhsin Bin Husin Bin Umar Al-Idrus. Konon, makam tersebut punya sejumlah kisah misteri diluar logika manusia.
Seorang sesepuh di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, bernama Ahmad (68) menjelaskan bahwa makam Habib Muhsin Bin Husin Bin Umar Al-Idrus sudah ada di wilayah Kampung Pulo sebelum tahun 1930-an.
Menurut cerita warga, Habib Muhsin diyakini sudah tinggal di kawasan penggusuran Pemerintah Kota DKI Jakarta sejak tahun 1800-an. Semasa hidup, ia menuntun masyarakat sebagai alim-ulama.
Menurut pengakuan Ahmad, ada tiga peristiwa aneh yang kerap terjadi di makam keramat itu.
1. Bau wangi
Ahmad mengatakan bahwa makam tersebut kerap mengeluarkan bau harum di malam hari.
“Kami tak tahu dari mana bau harum itu muncul, apakah dari bunga yang ditaburkan peziarah atau gimana,” ucapnya dilansir Teknoflas.com dari laman merahputih.com
Bau harum kerap muncul pada malam hari ketika aktivitas warga mulai berkurang dan mulai tertidur lelap.
“Kampung Pulo padat penduduk dan banyak aktivitas pada siang hari. Mungkin karena itulah bau harum baru muncul pada malam hari karena sudah agak sepi,” tambahnya.
Ahmad mengatakan, tak semua orang bisa mencium bau harum tersebut dan tak selalu terjadi setiap waktu.
2. Kebal Si Jago Merah
Kawasan Kampung Pulo pernah terjadi kebakaran hebat sekitar tahun 1950-an. Dahsyatnya si jago merah pada saat itu langsung melahap rumah-rumah warga tanpa ampun.
Anehnya, api justru tak menyentuh makam Habib Muhsin. Menurut cerita warga yang sudah turun-menurun, api seakan ogah menyentuh makam ulama.
“Sekitar tahun 1950-an pernah terjadi kebakaran hebat. Anehnya makam Habib Muhsin beserta keluarganya justru selamat. Api tampak hanya lewat bagian atas pemakaman tanpa membakar,” tutur Ahmad.
3. Tak tenggelam
Saat banjir besar melanda Kampung Pulo pada tahun 2007 silam, Makam Habib Muhsin justru tak tenggelam oleh air. Walaupun air banjir sempat menggenangi makam, tetapi tak ada satupun kotoran dan lumpur yang menempel disekitarnya.
“Pas banjir besar, air memang sempat menggenangi makam tetapi tak sampai mengotorinya,” ucap Ahmad.
Sesudah banjir besar surut, tak ada satupun lumpur dan sampah yang terdampar sehingga makam tetap bersih.