Hanya saja untuk proses selanjutnya, dia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
“Tanpa harus dituntut, kasus ini harus tetap berjalan. Dan saya bakal terus mengawal kasus ini,” kata Abdul di Singkawang, Jumat.
Menurutnya, apa yang dialami adik bungsunya itu merupakan suatu perbuatan yang fatal.
“Sebagai contoh, katanya, orang yang tidak tahu dengan hukum, dengan orang yang tahu hukum. Atau, seorang Kyai dengan penyabung ayam, sama-sama melakukan perbuatan nyabung ayam. Mana yang lebih besar dosanya?,” tanyanya.
Dia merasa, jika hukum di Indonesia semuanya sama. Siapapun dia (baik penjahat, perampok, dan sebagainya) hal tersebut tidak boleh sampai terjadi.
“Jadi saya berkata demikian, bukan karena Alm merupakan adik saya. Tapi yang dikhawatirkan, mereka (polisi) akan semakin semena-mena dengan orang lain,” tuturnya.
Dia memastikan, jika kasus tersebut tidak mungkin akan berhenti begitu saja. Terlebih, masyarakat sudah banyak yang tahu dengan kejadian itu.
“Jadi tidak ada yang mau dirahasiakan lagi,” katanya.
Sebelumnya, Rokib, adik bungsu wakil walikota Singkawang diketahui meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di ICU Rumah Sakit dr Abdul Aziz Singkawang, akibat terlibat perkelahian dengan petugas polisi yang berusaha mengamankannya atas kasus pencurian kantor PKB Singkawang.
“Kronologis sebelum tewasnya Rokib, yang mana pada Kamis dini hari, dua kita sedang melaksanakan patroli keliling di sekitar Jl Firdaus, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat. Saat patroli keliling berlangsung, dua anggotanya menemukan satu orang yang gerak geriknya mencurigakan di depan Kantor PKB,” kata Kapolres Singkawang, AKBP Agus Triatmaja.
Saat di tanya, lanjut dia, orang tersebut mengatakan, kalau dia sedang menunggu temannya. Anggota merasa curiga, kemudian salah satu anggota langsung menuju ke belakang kantor, dan menemukan jendela sudah terbuka akibat di bongkar paksa, dan di dalam kantor ada satu orang yang diketahui bernama Rokib (Almarhum) dan diduga melakukan pencurian di dalam kantor PKB.
Saat itu, anggotanya sudah mengingatkan pelaku (Alm) untuk berhenti.
“Pada saat itu, pelaku (Alm) posisinya sedang turun tangga dari lantai dua. Disuruh berhenti, malah menyerang anggota, sehingga terjadilah perkelahian di tangga tersebut,” tuturnya.
Akibat dari perkelahian itu, lanjut Agus, dua-duanya sempat terjatuh dari tangga. Sehingga pelaku mengalami luka di kaki.
Kemudian, saat diperiksa tas yang dibawanya, ternyata di dalamnya terdapat obeng, sangkur, dan lain-lain. Namun, Agus membantah, jika pelaku tewas akibat penganiayaan.
“Mengenai penganiayaan atau bukan, nanti hasil visum dokter lah yang membuktikan,” katanya.