Gunung Lawu

Cerita Mistis Yang Kerap Dialami Pendaki Gunung Lawu

Teknoflas.com – Gunung Lawu merupakan salah satu pilihan favorit para pendaki gunung. Ada banyak keseruan mendaki gunung yang ada di perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur ini. Sebelum melakukan pendakian, ternyata para pendaki harus mengikuti pedoman teknis dan mengetahui ‘tata krama’.

Gunung Lawu akrab dengan sejumlah kisah mistis yang bikin bulu kuduk merinding. Pernyataan ini turut dibenarkan oleh Sardi, pemilik warung di sekitaran Lawu. Menurut pengakuan Sardi, banyak pendaki yang mengalami kejadian aneh di luar akal sehat karena tak memahami sejumlah larangan tak tertulis yang wajib dipatuhi.

Gunung Lawu
Gunung Lawu

Sardi mengatakan, ada kata-kata yang tak boleh diucapkan sewaktu mendaki Gunung Lawu. Contoh, pendaki dilarang mengucapkan kata capek atau lelah ketika sedang dalam perjalanan mendaki menuju puncak.

“Para pendaki tak boleh mengeluh dan mengucapkan kata capek, nanti stamina akan menurun secara tiba-tiba. Begitu pula dengan mengucapkan kata dingin, nanti tubuh akan terasa kedinginan,” terangnya.

Seperti kebanyakan gunung yang ada di penjuru Indonesia, Lawu punya banyak cerita mistis termasuk keberadaan sebuah pasar untuk mahluk halus yang disebut pasar setan. Persis namanya, pasar tersebut tak bisa dilihat dengan mata telanjang, melainkan hanya terdengar suara ramai tetapi tak semua orang dapat mendengarkan.

Sardi tak hanya mendengar cerita-cerita mistis dari para pendaki yang datang istirahat di warung miliknya, dia juga pernah mengalami hal serupa sewaktu masih muda dulu.

“Dulu saya pernah punya pengalaman serupa. Sewaktu tengah mendaki, tiba-tiba dengar suara berbahasa jawa ‘arep tuku apa mas’ (beli apa mas), langsung buang duit berapa saja saat mendengarnya. Ambil saja daun yang ada di sekitar sana, anggap aja sebagai duit beneran dan lakukan saja layaknya sedang berbelanja,” kenang Sardi.

Baca Juga  Cerita Mistis Gunung Kunyit Yang Terdapat ‘Taman Dewa’

Tata Krama atau sopan santun yang harus dipatuhi pendaki yaitu dilarang membunuh, mengusir ataupun menangkap kupu-kupu berwarna hitam dengan bulatan biru besar di tengah kedua sayapnya. Konon kemunculan kupu-kupu tersebut merupakan pertanda bahwa pendaki disambut baik oleh penunggu Gunung Lawu.

Selain itu, pendaki dilarang mengenakan baju warna hijau dan mendaki dengan rombongan berjumlah ganjil.

“Jangan naik ke puncak bila jumlah rombongan ganjil, takut sial nanti. Bila ada kabut dingin disertai suara gemuruh, jangan paksa naik. Lebih baik turun atau telungkup di tanah,” pesan Sardi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *