Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Banyuwangi, Senin, menjelaskan bahwa pihaknya memproyeksikan angka pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 6,45 hingga 6,85 persen dari asumsi awal 6,80 hingga 7,24 persen, sementara laju inflasi menjadi 5–6 persen dari asumsi awal 4,5 persen.
Ia mengatakan bahwa pemerintah pusat juga telah merevisi target pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 5,2 persen dari target awal dalam APBN 2015 sebesar 5,7 persen.
Dalam konteks Banyuwangi, kata Anas, erupsi Gunung Raung juga memberi pengaruh meski tidak terlalu signifikan. Peristiwa alam ini cukup berdampak pada kerugian materi di daerah, seperti penutupan bandara, turunnya okupansi hotel, berkurangnya wisatawan, serta dampak di bidang pertanian dan kesehatan.
“Kami akui revisi pertumbuhan ini berkonsekuensi pada menurunnya lapangan kerja baru. Paling tidak kami menjaga agar tidak ada penurunan kesejahteraan masyarakat karena untuk meningkatkan mobilitas vertikal masyarakat dari menengah ke bawah menuju ke atas dalam kondisi seperti saat ini kami akui cukup sulit,” kata Bupati Anas di sela sidang paripurna dengan DPRD Banyuwangi, Senin.
Anas menambahkan bahwa fenomena iklim El Nino juga memengaruhi ekonomi warga, khususnya yang terkait dengan pertanian. Oleh karena itu, Pemkab Banyuwangi telah mengantisipasi dengan mendorong petani melakukan percepatan penanaman lahan dengan menggunakan pompa air.
“Kami telah mendistribusikan tambahan bantuan 37 pompa air kepada petani. Tidak lama lagi akan ditambah 10 buah lagi, kami masih menunggu unitnya dari pemerintah provinsi,” katanya.
Jumlah pengairan irigasi yang tersebar di seluruh Banyuwangi, kata dia, sebanyak 518 dan pompa air 64 unit. Kecenderungan dampak El Nino itu sudah dipetakan akan berdampak terutama di lima kecamatan, yaitu Muncar, Wongsorejo, Songgon, Purwoharjo, dan Tegaldlimo.
“Petani sudah diminta mempercepat penanaman. Dinas terkait juga memberi bantuan traktor tangan agar pengolahan tanah lebih cepat,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi, kata Anas, pihaknya juga akan mendorong belanja daerah untuk sektor produktif. Alokasi belanja produktif ditingkatkan, mendorong program inovatif pembangunan daerah, dan menggeser alokasi belanja daerah menyesuaikan asumsi dasar makroekonomi yang fokus pada prioritas pembangunan daerah.
Selain faktor ekonomi nasional, kata Anas, reorientasi kebijakan ini juga didorong revisi target pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2015. Kenaikan PAD Banyuwangi memperlebar ruang fiskal untuk menyusun ulang prioritas pembangunan daerah.
Ia menyatakan optimistis postur APDB 2015 bakal menyentuh angka Rp 3,05 triliun, lebih tinggi daripada asumsi awal Rp 3 triliun.
“Ini kita relokasi ke beberapa kegiatan yang berdampak langsung pada masyarakat, seperti pembangunan jalan, irigasi, dan beberapa program yang bersentuhan dengan masyarakat,” ujarnya.
Pihaknya juga berkomitmen memperbesar kucuran beasiswa bagi siswa miskin dengan supaya anak-anak miskin berprestasi tetap bisa kuliah hingga selesai.
Untuk mendorong perputaran ekonomi, Pemkab Banyuwangi juga akan mengoptimalkan sejumlah agenda wisata yang setiap tahunnya sukses mendatangkan ribuan wisatawan dari luar daerah, seperti pergelaran International Kite and Wind Surfing Competition pada tanggal 23 Agustus, Jazz Pantai Banyuwangi pada tanggal 12 September, dan Festival Gandrung Sewu pada tanggal 26 September.
“Pariwisata menjadi pengggerak yang efektif. Investasinya murah. Akan tetapi, perputaran ekonominya besar karena ada ribuan orang yang datang,” kata Anas.
Terkait dengan inflasi, dia mengatakan bahwa Pemkab Banyuwangi akan berupaya mengelolanya sehingga di tengah pelemahan ekonomi, daya beli masyarakat tidak terlalu terpukul. Pada bulan Juli 2015, inflasi di Banyuwangi sebesar 0,6 persen.
“Stok pangan di Banyuwangi, terutama gabah cukup untuk tiga bulan ke depan. Beberapa bulan ini di wilayah selatan juga akan panen sehingga untuk stok beras akan melimpah. Untuk hortikultura, sedikit terpengaruh dengan erupsi Gunung Raung. Secara umum dari sisi pasokan tidak ada masalah. Kami berupaya inflasi tidak terdorong karena ada kekhawatiran psikologis pasar dengan menyampaikan berbagai informasi terkini pasokan barang melalui media massa,” ujar Anas.