“Kami akan terus melakukan stabilisasi rupiah. Kami terus melakukan pemantauan di pasar dan tidak segan-segan melakukan intervensi,” kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo saat ditemui di Kantor Pusat BI, Jakarta, Senin.
Perry menuturkan, upaya pihaknya untuk menstabilkan depresiasi rupiah dapat terindikasi dari menurunnya cadangan devisa.
Pada Juni lalu saja, posisi cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar 108 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Mei 2015 sebesar 110,8 miliar dolar AS.
“Cadangan devisa kita menurun karena kita intervensi di pasar valas,” ujar Perry.
Menurut dia, melemahnya rupiah dipicu isu ketidakpastian ekonomi global yang masih terus berlanjut seperti kemungkinan Fed Fund Rate yang akan meningkat dan juga krisis di Yunani.
“Perlambatan di Tiongkok juga berdampak terhadap perkembangan harga saham di Indonesia,” katanya.
Nilai tukar rupiah terus mengalami depresiasi pada awal Agustus 2015 hingga sempat menyentuh level di atas Rp13.500 per dolar AS dibandingkan pada awal Juli yang mencapai Rp13.300 per dolar AS.
Berdasarkan kurs JISDOR BI, nilai tukar rupiah pada Senin ini kembali melemah yakni Rp13.492 per dolar AS dibandingkan pada Jumat lalu Rp13.482 per dolar AS.