Teknoflas.com – Bila menyinggung keberadaan smartphone pertama di dunia, maka iPhone buatan Apple pantas berada di baris terdepan. Sekarang gadget ini telah menjadi sebuah perangkat kelas premium yang dielu-elukan oleh banyak orang.
Walaupun selalu mengusung kecanggihan kelas atas dan berkualitas tinggi, bukan berarti smartphone buatan produsen asal Amerika Serikat itu tak punya kelemahan sama sekali. Teknoflas.com telah merangkum empat kelemahan iPhone yang masih terus eksis hingga kini.
1. Harga mahal
Tak bisa dipungkiri bila iPhone disebut gadget eksklusif karena mengusung sistem operasi dan toko aplikasi sendiri, bahkan mengusung fitur teknologi yang tak tersedia di platform lain. Semua keunggulan tersebut membuat harganya melambung naik.
Nggak percaya? Silahkan cek harga terbaru iPhone 6 di pasaran, masih berkisar antara Rp 10-13 jutaan. Ingin cari yang lebih murah? Ada, tetapi itu produk keluaran lama atau barang bekas.
Walaupun harga mahal, pengguna setia iPhone tidak merasa khawatir. Mereka beranggapan produk ini dapat meningkatkan gengsi.
2. Kamera mengecewakan
Apple iPhone 6 menawarkan resolusi kamera utama 8MP, tidak begitu istimewa bila dibandingkan Samsung Galaxy S6 yang mengusung 16MP. Inilah kelemahan yang ada pada kamera iPhone, yakni resolusi minim dan fitur sedikit. Padahal keberadaan fitur kamera turut mempengaruhi kepuasan si pengguna.
3. Aplikasi kurang canggih
Aplikasi untuk iPhone memang tergolong lengkap, cek saja di App Store. Akan tetapi, dukungan aplikasi masih kalah bila dibandingkan aplikasi Android yang sudah tersambung dengan sistem cloud.
Cukup dengan memiliki akun Google, pengguna tak khawatir kehilangan data saat tengah bermain game atau membuka jejaring sosial. Data-data aplikasi game dan sosmed secara otomatis tersimpan di cloud milik Google bila pengguna men-sinkronkannya. Inilah yang tidak ada di iPhone.
4. Tampilan utama sederhana
Sejak kemunculan pertama iOS, tampilan utama (user interface) tak mengalami banyak perubahan dan masih tampak sangat sederhana. Tampilan ikon aplikasi selalu berada di posisi yang sama dan layar tetap mengusung single-layer.
Meski bertujuan untuk memudahkan penggunaan, namun justru menimbulkan rasa bosan. Kelemahan ini dimanfaatkan oleh gadget OS Android untuk menawarkan sesuatu yang berbeda.