Teknoflas.com – Bagi pesepakbola, jaminan untuk bermain reguler dari minggu ke minggu adalah mutlak. Dengan bermain reguler, setiap pemain dapat mengejar pencapaian-pencapaian lain seperti menjadi kapten kesebelasan, pencetak gol terbanyak atau pemain terbaik sejagad hingga tentu saja bayaran yang lebih mahal.
Namun untuk mendapatkan jaminan itu, seorang pemain kadang harus menunggu dan menjawab kepercayaan dari pelatih ketika momentum itu akhirnya benar-benar datang.
Dalam satu waktu, pelatih akan memberikan kesempatan seorang pemain untuk masuk ke lapangan dari bangku cadangan. Apakah itu waktu yang tepat atau tidak, pemain yang menjawab kepercayaan itu dengan sebaik-baiknya. Jika permainan seorang pemain cadangan memberi dampak positif, jaminan main dari minggu ke minggu pasti akan semakin besar. Namun jika respons pemain ternyata tidak memuaskan, ia jelas harus menunggu kesempatan berikutnya.
Beberapa pemain punya nasib yang berbeda. Kendati berhasil menjawab kepercayaan pelatih, dengan mencetak gol dalam status sebagai pemain cadangan, toh nasib baik tak kunjung datang. Ia tak dengan sendirinya menjadi pemain inti yang rutin bermain sejak menit pertama. Berkali-kali ia menjadi penyelamat dengan masuk dari bangku cadangan, berkali-kali pula ia gagal menjadi pemain yang turun sejak menit pertama. Pemain seperti itu sering disebut sebagai supersub.
Musim 2014/2015 juga mencatat kiprah beberapa pemain yang justru sering menjadi penyelamat dalam statusnya sebagai pemain cadangan. Nama mereka beberapa di antaranya tidak terlalu mentereng –katakanlah tidak sementereng Ole Gunnar Solksjaer di era kejayaan Manchester United pada akhir dekade 1990an dan awal dekade 2000an.