TeknoFlas Portal Berita dan Informasi Terkini
Foto Gunung Raung meletus tengah menjadi pembicaraan hangat sejumlah kalangan. Maklum saja, gunung di kabupaten Bondowoso itu baru saja mengeluarkan larva seperti kembang api pada Sabtu (4/7) pagi. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi?
Menurut penuturan Burhan Alethea di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, Banyuwangi, Jawa Timur, saat ini Gunung setinggi 3.332 m dpl itu memiliki dua lubang magma. Hal ini terkait laporan Satelit Landsat 8 milik (NASA) Amerika Serikat pada 25 Juni 2015 silam.
Burhan mengatakan, dalam foto Gunung Raung meletus pada 19 Oktober 2012, hanya ada satu lubang magma yang terdeteksi oleh satelit. “Kemungkinan besar satu lubang baru saja terbentuk akibat aktivitas vulkanis sejak 2012 silam,” terangnya pada Jumat (3/7/2015) sore.
Dengan adanya lubang tambahan, maka keluarnya magma semakin mudah. Tentu saja ini tidak akan memicu terjadinya letusan besar yang kerap muncul akibat penyumbatan lubang magma. Hingga kini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum bisa memastikan potensi material vulkanis yang dimuntahkan Gunung terbesar di Pulau Jawa tersebut.
Keadaan Gunung Raung saat ini masih diiringi dengan letusan strombolian, yakni letusan kecil secara beruntun yang mengeluarkan material pijar.
Berdasarkan pengamatan atas sejumlah foto Gunung Raung meletus, keluarnya material pijar masih bisa tertampung di kaldera berukuran 2.250 x 1.750 meter dengan kedalaman 500 meter.
“Kami akan meningkatkan status gunung bila material pijarnya sampai keluar dari kaldera,” ungkap Burhan.
PVMBG telah menurunkan delapan pengamat tambahan demi pengamatan secara intensif ke Gunung Raung. Empat pengamat berasal dari PPGA Lemongan, PPGA Agung, PPGA Batur dan PPGA Ijen, sedangkan sisanya berasal dari PVMBG Bandung.
Seperti diketahui, aktivitas vulkanis Gunung Raung sudah mengalami peningkatan sejak 21 Juni 2015. Pada hari Senin (29/62015) pagi, status gunung ditingkatkan dari waspada (level II) menjadi siaga (level III).
Foto Gunung Raung meletus memperlihatkan keluarnya larva seperti kembang api pada Sabtu (4/7) pagi yang diiringi dengan suara bergemuruh. Atas peristiwa itu, PVMBG mengeluarkan peringatan kepada masyarakat setempat agar tidak mendekati kawasan puncak gunung dalam radius tiga kilometer.
