TeknoFlas Portal Berita dan Informasi Terkini
Agus Supriyatna selaku Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya telah menyampaikan daftar manifes atau jumlah penumpang pesawat Hercules yang jatuh di Medan. Daftar itu terdiri atas 12 kru pesawatdan 101 penumpang.
“Hingga laporan yang kami terima, ada 12 kru pesawat dan 101 penumpang,” ucap Agus usai melihat langsung jenazah korban pesawat yang berada di RSUP H. Adam Malik, Selasa (30/6/2015) sore.
Menurut catatan manifes, 12 kru pesawat terdiri atas delapan orang teknisi, seorang navigator dan tiga orang penerbang. Tujuh orang kru berasal dari TNI Paskhas, sedangkan sisanya merupakan lima penerbang angkatan darat.
“Jadi disini nggak melibatkan warga sipil,” terang Agus dilansir Teknoflas.com dari laman Tribunnews Medan (30/6).
Hingga kini Agus belum bisa mengetahui penyebab pasti jatuhnya pesawat Hercules itu. Namun berdasarkan pengalaman, kerusakan mesin turbin pesawat menjadi salah satu penyebab utama.
“Saya masih belum bisa menyampaikan penyebab pasti kecelakaan. Namun menurut pengalaman, biasanya sering terjadi kerusakan di salah satu mesin pesawat,” ungkapnya.
Agus pun membantah keras saat dimintai konfirmasi oleh wartawan terkait informasi pesawat Hercules yang dikomersilkan dengan tarif sebesar Rp 800 ribu – Rp 1 juta untuk rute Tanjungpinang.
“Nggak bener tuh, dapat informasi dari mana soal itu? Jangan ngarang,” bantahnya. Namun Agus mengaku bahwa mayoritas penumpang yang menjadi korban berasal dari keluarga TNI.
Agus pun meminta adanya bukti bila pesawat Hercules jatuh di Medan itu menarik ongkos penumpang. Pihaknya siap memberi hukuman berat dan langsung mencopot pimpinan yang bertanggung jawab terkait hal ini.
“Kalau itu benar, kami tak hanya memberi hukuman berat, tetapi langsung dicopot dari kesatuan,” ucap Agus sembari meninggalkan kerumunan wartawan.
Seperti diketahui, peristiwa pesawat Hercules jatuh di Medan terjadi usai lepas landas selama dua menit dari Pangkalan Udara Soewondo dan jatuh di Jalan Jamin Ginting.
Pesawat Hercules C-130 milik TNI AU dipiloti oleh Capt Penerbang Sandy Permana yang membawa 12 kru dan sejumlah warga sipil. Hingga kini penyelidikan masih terus dilakukan, terutama melanjutkan proses evakuasi dan identifikasi jenazah para korban.
