Apakah menangis bisa membatalkan puasa? Masyarakat masih salah paham mengenai hal ini, padahal menangis saat puasa tidak akan membatalkan, lain halnya dengan makan minum dengan sengaja, muntah yang disengaja, masa nifas dan datang haid, air mani keluar dengan sengaja, hubungan suami istri di siang hari hingga injeksi makanan/infus.
Meskipun demikian, menangis saat puasa bisa menurunkan kualitas ibadah, semua itu tergantung penyebab dan ekspresi yang diluapkan.
Menurut penjelasan Asy Syaikh Abdullah bin Ibrahim Al Haidan, ketika Rasulullah SAW menangis, beliau tidak meraung-raung dan tidak tersedu-sedu. Saat menangis napas beliau seperti sedang mendesis, sedangkan kedua mata terus meneteskan air mata.
Abdullah bin Masud mengatakan, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Bacakan untukku”. Lalu katanya: “Wahai Rasulullah SAW, aku bacakan untuk engkau padahal Alquran diturunkan kepadamu?” Beliau berkata: “Ya. Sesungguhnya aku ingin mendengarkan dari selain aku sendiri.” Lalu dibacakan surat An Nisa sampai ayat yang berbunyi: “Maka bagaimanakah apabila Kami mendatangkan seseorang saksi dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu sebagai saksi atas mereka itu”. Beliau lantas berkata: “Ya, sudah cukup”. Tiba-tiba Rasulullah SAW meneteskan air mata.
Rasulullah SAW juga menangis saat Ibrahim, putra beliau meninggal dunia. Air mata menetes karena besarnya kasih sayang beliau kepada sang anak. Rasulullah SAW juga menangis saat salat gerhana ketika gerhana matahari terjadi, begitu juga saat melaksanakan solat malam.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa Rasulullah SAW menangis karena ungkapan kasih sayang terhadap orang yang meninggal dunia, besarnya kekhawatiran terhadap umatnya ataupun tersentuh dengan makna-makna yang terkandung di ayat-ayat Alquran, semua itu bagian dari rasa takut kepada Allah SWT.
Menangis saat puasa akan menurunkan kualitas ibadah bila terjadi bukan karena Allah SWT. Apalagi diekspresikan secara histeris dan tidak terkendali seperti memukul hingga membanting sesuatu. Meskipun tangisan ini bukan hal yang membatalkan puasa, ada baiknya dihindari karena mengurangi pahala berpuasa.
Rasulullah SAW melarang umatnya menangis yang meraung-raung dan tetap mengendalikan diri meskipun terjadi musibah yang dirasa terlalu berat untuk dipikul. Jadi, tidak apa-apa menangis saat puasa asalkan bisa mengendalikan diri dan tidak meluapkan emosi secara berlebihan.