Beredarnya beras palsu dari plastik yang konon berasal dari China telah membuat masyarakat kian resah. Apalagi situs sosial media tengah diramaikan kabar penemuan beras plastik di daerah Bekasi, Jawa Barat. (Baca: Pengakuan Pedagang Beras Palsu Dari Plastik Di Pasar Bekasi)
Beras palsu itu tak hanya terbuat dari limbah plastik, namun menggabungkan sejumlah unsur seperti ubi jalar dan kentang. Produsen nakal juga menambahkan resin sintetis industri yang dampaknya sangat berbahaya bila dikonsumsi, bahkan efeknya bisa memicu kanker.
Baru-baru ini, seorang warga Bekasi, Jawa Barat, bernama Dewi Setiani menemukan sejumlah kejanggalan terhadap beras yang baru dibelinya di pasar. Dia menduga telah membeli beras palsu yang terbuat dari bahan plastik. Dugaan itu muncul usai mengolah beras menjadi bubur untuk sarapan pagi. Setelah didiamkan beberapa jam saja, bentuk bubur tampak aneh. (Baca: Ciri-Ciri Beras Palsu Dari Plastik Yang Beredar Di Pasar)
“Bentuk berasnya jadi aneh, rasanya juga engga seperti nasi. Lebih mirip makan plastik,” ungkap Dewi saat dimintai keterangan oleh wartawan, Senin (18/5).
Kejanggalan beras yang baru dibelinya ternyata tak seperti jenis beras pada umumnya saat dibuat menjadi bubur.
“Saya biasanya buat bubur di malam hari untuk sarapan besok pagi. Nah pas mau dipanasin, bentuk buburnya jadi aneh. Bubur kalau dingin bentuknya kan mengental, nah kalau yang ini lebih miripi buliran,” ungkap Dewi.
Selain dimasak jadi hidangan bubur, Dewi juga menggunakan beras plastik itu untuk membuat nasi uduk. Akan tetapi, dia kembali menemukan kejanggalan saat tengah memasak.
“Saat beras itu dimasak, justru banyak air yang keluar. Padahal beras kalau dimasak justru menyerap air, bukan sebaliknya mengeluarkan air. Saat dicicipi, rasanya di lidah aneh banget. Berasa kayak makan plastik,” terangnya.
Lalu, apakah ada efek samping dari mengkonsumsi beras palsu? Bila melihat semua unsur bahan yang digunakan, beras ini bisa memicu konsumen lebih cepat terkena kanker dan membahayakan saluran pencernaan.
Konsumsi jangka panjang akan membuat konsumen menderita demensia sehingga tak dapat berpikir dan beraktifitas dengan baik. Perlahan-lahan kemampuan dalam menyelesaikan masalah mengalami penurunan. Akan tetapi, efek terburuk dari mengkonsumsi beras palsu adalah kematian.