TeknoFlas.com – Timothy Ray Brown adalah satu-satunya orang yang dinyatakan sembuh dari HIV, Timothy juga dikenal sebagai pasien Berlin. Namun sampai saat ini para ahli belum mengetahui dengan pasti mengapa terapi tersebut bisa menyembuhkannya.
Berdasarkan kasus Brown, para peneliti melakukan eksperimen terbaru yang dilakukan terhadap monyet.berdasar hasil eksperimen diketahui adanya mutasi genetik yang langka pada orang yang mendonorkan sumsum tulang belakangnya. Hal tersebut diduga menjadi kunci kesembuhan Brown.
Dilansir laman Kompas, Jumat (26/9/2014), Brown menjalani pengobatan leukemia di Jerman. Saat pengobatan tersebut, Brown pertama-tama menjalani radiasi untuk membunuh sel kanker dan mendapatkan pencangkokan sumsum tulang belakang. Donor tersebut berasal dari orang yang sehat sehingga bisa menciptkan sel darah baru. Virus HIV dalam tubuh Brown dinyatakan hilang pada tahun 2007.
Setelah menjalani serangkaian pengobatan, bukan hanya leukemia Brown yang sembuh, tapi level HIV dalam tubuhnya tidak terdeteksi lagi. Sejak saat itu Brown tak lagi mengonsumsi obat HIV.
Selain karena faktor mutasi genetik pada sumsum tulang belakang yang dicangkokkan, terapi radiasi juga diduga dapat membunuh semua sel yang mengandung HIV. Kemungkinan lainnya adalah sel imun yang yang diproduksi oleh sel sumsum tulang belakang yang dicangkokkan telah menyerang sel dalam tubuh Brown yang terjangkiti oleh HIV.
Untuk menyibak misteri tersebut, Dr.Guido Silvestri, ahli patologi dari Universitas Atlanta, melakukan penelitian terhadap tiga monyet yang mendapatkan terapi sama persis dengan Brown.
Dalam eksperimen ini monyet diinfeksi Simian-Human Immunodeficiency Virus (SHIV), jenis virus yang sama yang menyebabkan penyakit mirip AIDS pada binatang. Monyet tersebut diberikan obat HIV selama beberapa waktu agar menyerupai pasien HIV. Kemudian mereka menjalani terapi radiasi dan mendapatkan pencangkokan sumsum tulang belakang yang berasal dari sumsum tulang mereka sendiri sebelum terinfeksi SHIV.
Hasilnya, radiasi berhasil membunuh sel darah dan sel imun pada hewan tersebut, termasuk sel T-CD4 hingga 99 persen. Hasil ini membuka peluang bahwa radiasi mungkin menjadi jawaban.
Namun setelah pencangkokan tulang belakang dan pemberian obat ARV dihentikan, ternyata jumlah virus HIV-nya kembali lagi pada ketiga monyet tersebut.
Hasil penelitian ini juga bisa menjelaskan bahwa terapi radiasi mungkin bisa menurunkan level HIV, tetapi tidak cukup untuk membersihkan seluruh virus ini dari tubuh. Berbeda pada kasus Brown, faktor mutasi genetik dari sumsum tulang belakang atau faktor sel-sel imun yang baru menyerang sel yang lama juga berperan.